Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillahir-Rahmanir-Rahim ...
Sungguh ku tak hentinya bersyukur
berhamdalah atas semua karunia-Nya
atas semua kebaikanmu duhai Sahabat
Namun ada galau menggelayut di fikir
membebani hati yang rapuh di angkasa rasa
Ada kebaikan penuh kemuliaan
menunggu jawaban untuk dibalaskan
dengan pembalasan yang setimpal atau lebih baik lagi
Tetapi sangat sulit untuk dipilih
kebaikan yang benar yang tidak hanya dirasakanmu
juga dirasakan oleh semuanya,
oleh hati yang juga memancarkan kasih
Dimanakah kebaikan yang sehangat cahaya mentari pagi
membawa maslahat bagi semua helaian daun
mengalunkan guman tasbih dan hamdalah
tanpa melukai jutaan klorofilnya karena ketidakadilan
Diamku mungkin melukaimu,
bicaraku juga mungkin melukainya
biarlah sesalku saja yang memenjarakanku
menunggu vonis atas ketidakberdayaanku
kemaafan dan do'amu duhai Sahabat
menumbuhkan pengertianmu atas kegalauanku
ﷲI...♥♥♥....Ya Rabb, berilah kami petunjuk.....♥♥♥....ﷲI
ﷲI ...♥♥♥....Ya Malik, berilah kami kedamaian.....♥♥♥....ﷲI
ﷲI...♥♥♥....Ya Allah, anugerahkanlah kami jiwa yang tenang .....♥♥♥....ﷲI
Dalam sebuah Hadis Tentang Etika Orang Beriman:
حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَنْبَأَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya”
Referensi Hadis: (Shahih Bukhori : 6018, 6136, 6475// Shahih Muslim : Kitabul Iman, Bab Al Hatsu ‘ala Ikrami…47// Abu Daud : 5154// Ibnu Majah : 3971//
Sunan Ahmad : 267/2, 269, 433, 463// Baihaqi : 164/8)
Kalimat “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat”, maksudnya adalah barang siapa beriman dengan keimanan yang sempurna, yang (keimanannya itu) menyelamatkannya dari adzab Allah dan membawanya mendapatkan ridha Allah, “maka hendaklah ia berkata baik atau diam” karena orang yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya tentu dia takut kepada ancaman-Nya, mengharapkan pahala-Nya, bersungguh-sungguh melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Yang terpenting dari semuanya itu ialah mengendalikan gerak-gerik seluruh anggota badannya karena kelak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan semua anggota badannya, sebagaimana tersebut pada firman Allah :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا (36(
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya kelak pasti akan dimintai tanggung jawabnya”. (QS. Al Isra’ : 36)
Ibnu Hajar rahimahumullah berkata, “hadis ini termasuk jawami’il kalim (ucapan yang singkat dan padat). Mencakup tiga hal yang menghimpun berbagai akhlaq terpuji, baik dalam perbuatan maupun ucapan.
Imam Nawawi menyebutkan bahwa Abu Muhammad Abdullah Ibnu Abi Zaid (seorang ulama’ besar madzhab Maliki di Maroko) berkata, “siklus kebaikan terletak pada empat hadis, yaitu:
1. “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka katakanlah kebaikan atau diam”
2. “Diantara tanda sempurnanya iman seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak mendatangkan manfaat”
3. “Jangan marah”
4. “Tidaklah beriman seorang diantara kalian, hingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya”
Allohua'lam...
Sahabat, maafkanlah ...
0 komentar:
Posting Komentar